Oleh: Andri Rizki Fahrizal *)
Dalam melaksanakan pekerjaan yang sedang kami geluti, setiap pustakawan tetap berpedoman pada jadwal yang telah direncanakan. Alhamdulillah pagi ini aku bersama dengan salah seorang staf honorer yang sekaligus merangkap sebagai driver mendapatkan tugas untuk memberikan layanan perpustakaan keliling ke sekolah- sekolah yang jaraknya melebihi 5 km dari pusat pelayanan perpustakaan. Kuakui bahwa dalam memberikan pelayanan perpustakaan keliling pada siswa Sekolah Dasar tentu saja ada suka dan dukanya, namun bagiku suka duka itu kuanggap sebagai simphoni kehidupan yang harus kulalui radius yang cukup jauh, jalan licin, kadang juga terjal dan berliku mewarnai dalam perjalanan kami ke lokasi yang akan kami tuju.
Ketika aku memberikan pelayanan kepada siswa di sekolah tersebut sungguh dalam hati aku merasakan ada ketenangan batin yang mengalir lembut ke kalbuku. Kuperhatikan kegembiraan , keluguan, kelucuan, dan canda tawa mereka sebagai penghilang rasa capek ku selama dalam perjalanan. Awalnya para siswa saling berebut buku absensi yang kukeluarkan dari tas yang sengaja kubawa setiap kali melaksanakan kegiatan di luar dinas. Setelah kuberitahu agar jangan berebut akhirnya mereka menurut, lalu kutinggalkan mereka setelah selesai mengisi daftar absensi satu persatu secara tertib. Absensi ini kusimpan sebagai bukti pertanggungjawaban kami yang telah melaksanakan tugas di lapangan.
Kemudian aku bergegas menuju ke ruang kepala sekolah untuk mengkoordinasikan berbagai jenis bacaan yang sangat diminati oleh para siswa. Kecuali itu, juga hal- hal lainnya yang dapat membantu meningkatkan proses pembelajaran di sekolah terkait dengan Gerakan Literasi Sekolah. Kepala sekolah sangat responsif terhadap keberadaan perpustakaan keliling di sekolahnya yang cukup jauh dari pusat kota. Dengan pelayanan ekstensi menggunakan mobil perpustakaan keliling para siswa bisa membaca buku yang dikehendakinya dan kami pun selalu update dengan bacaan-bacaan yang bermutu khusus untuk anak-anak setiap 3 bulan sekali.
Tepat jam 10.45 tepat, Pelayanan pusling di sekolah tersebut telah selesai, akhirnya kami berpamitan pulang pada para guru untuk melanjutkan pelayanan pusling ke sekolah SMP yang berjarak 2 km dari lokasi ini. Setiap kali pelaksanaan Pusling kami memang mendapat target sebanyak 2 Titik. Keadaan di lokasi sekolah SMP tampak lebih nyaman karena berada di lereng bukit dan dikelilingi oleh pagar tembok yang cukup tinggi , Waktu itu pas jam istirahat kedua , tergopoh , seorang satpam membukakan pintu gerbang sekolah, kemudian diikuti para siswa berlari kecil ingin segera membaca buku yang kami layankan.
Mereka secara tertib mengisi absensi dan memilih buku yang diinginkannya. bacaan ringan disertai gambar sangat diminati para siswa, kami tak banyak mengalami kesulitan dalam memberikan arahan, karena siswa SMP ini menurutku sudah memiliki etika dan tata pergaulan yang menyenangkan walau masih sedikit lugu. Kulihat ada sebuah Masjid yang terletak disamping kanan sekolah. Aku memberitahu kepada temanku untuk melaksanakan Salat Dzuhur. Kumohon pada Allah SWT dalam doaku semoga aku diberikan kekuatan, kesehatan yang prima dan keselamatan untuk tetap selalu berada di jalanNya.
Setelah selesai salat aku kembali memberikan pelayanan pusling pada siswa. Berdasarkan catatan yang mengisi abesensi ada sekitar 97 orang siswa. Kami pamit pulang setelah jam layanan pusling telah berakhir. Sebagai tanda rasa hormatku kujabat tangan guru pendamping siswa tersebut selama pelayanan pusling berlangsung.
Program pemerintah dalam menghadirkan pelayanan terhadap ilmu pengetahuan akan bisa semakin dirasakan. Kami membayangkan kalau seandainya mobil-mobil ini bisa semakin jauh menjangkau daerah-daerah yang terpencil di sudut bumi Indonesia, akan bisa dirasakan dampaknya terhadap kemajuan bangsa Indonesia karena tingkat kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari seberapa besar tingkat minat baca warganya.
Kita bisa berkaca dari negara Jepang, seolah tidak menyisakan satu hari tanpa membaca, entah komik, surat kabar, majalah, novel, buku dll.. Di sela-sela menunggu kereta, di dalam bus, menunggu antrean, dan di setiap waktu yang bisa mereka manfaatkan. Budaya yang sungguh luar biasa.
Semoga Indonesia bisa membangun budaya yang luar biasa tersebut, dimulai dari sekarang, dimulai dari diri kita, dan dimulai dari yang paling bisa kita lakukan.
Terima Kasih Perpustakaan Keliling.
*) Penulis adalah Pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Singkawang
Leave A Comment