Oleh : Welasati *)

Di era digital, informasi tercipta setiap waktu dengan jumlah yang banyak. Manusia selalu membutuhkan informasi agar bisa mengetahui apa yang sedang terjadi dikehidupan. Dengan itu, manusia memerlukan fasilitas untuk mengakses informasi yang terjamin kebenarannya. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi berfungsi sebagai wahana informasi bagi para pemustakanya yaitu masyarakat. Agar fungsi itu terwujud, perpustakaan berupaya untuk selalu berinovasi dan meningkatkan layanan yang mereka sediakan.

Layanan jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal atau cara melayani. Layanan pada perpustakaan dapat juga diartikan kegiatan yang dipersiapkan untuk memberikan jasa  terhadap materi produk yang dimiliki perpustakaan agar dapat dimanfaatkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Layanan perpustakaan sejatinya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Bab V. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. Selain itu, pada Bab V Pasal 14 Ayat 3 juga menjelaskan bahwa setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. 

Perkembangan teknologi informasi dan komuniksi yang selalu berkembang membuat perpustakaan harus mengikuti perkembangan tersebut sebab perpustakaan sangat berorientasi dengan teknologi informasi dan komunikasi untuk selalu memberikan layanan yang prima bagi para penggunanya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perlahan turut menciptakan sebuah inovasi yang tentunya akan mempermudah pemustaka untuk mencari informasi. Inovasi tersebut adalah perpustakaan digital.

Perpustakaan digital menurut Yuyun Widayanti (2015) adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi dan koleksinya dalam bentuk digital, dapat diakses kapan saja dan dimana saja serta penyebaran informasinya sangat cepat, tepat, dan akurat. Perpustakaan digital dikembangkan diiringi beberapa faktor. Menurut Griffin (dalam Yuyun Widayanti, 2015) ada beberapa faktor-faktor yang menunjang pengembangan perpustakaan digital, antara lain:

  1. Telah tersedianya teknologi komputasi dan komunikasi yang memungkinkan dilakukannya penciptaan, pengumpulan, dan manipulasi informasi.
  2. Tersedianya infrastruktur jaringan internasional untuk mendukung sambungan serta meningkatnya kemampuan pengguna dalam mengoperasikan infrastruktur jaringan internasioal tersebut.
  3. Semakin berkembangnya serta semakin meluasnya informasi berbasis online.
  4. Semakin berkembang dan menjamurnya kerangka akses internet umum seperti tersedianya hotspot di tempat-tempat umum serta akses internet melalui telepon seluler dan iPad.  

Dalam perkembangannya, perpustakaan digital mengikuti perkembangan industri dan web. Hal itu dikatakan Noah (dalam Wahid Nashihuddin dan Fajar Suryono, 2018) bahwa perkembangan library 4.0 sejalan dengan perkembangan Web 4.0 dan Industri 4.0.

Pada perkembangan Library 4.0, konsep borderless library semakin diwujudkan dengan tindakan nyata. Perpustakaan digital tidak lagi berbasis web, namun berbasis mobile. Mobilitas yang tinggi tidak menghalangi pengguna apabila ingin menggunakan perpustakaan. Salah satu perkembangan Library 4.0 adalah adanya aplikasi perpustakaan digital yang siap guna dan berbasis mobile. Salah satu dari bentuk perpustakaan digital adalah iKalbar.

iKalbar adalah aplikasi perpustakaan digital berbasis media sosial milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat yang bekerja sama dengan PT Woolu Aksara Maya. Aplikasi ini diluncurkan pada tanggal 1 November 2017, bertepatan dengan pembukaan penyelenggaraan Kalbar Book Fair 2017. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play Store untuk ponsel cerdas berbasis android dan mengunjungi situs Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat untuk mengunduh aplikasi iKalbar untuk komputer dan sejenisnya. Aplikasi ini menyediakan buku berbasis e-book dengan masa peminjaman selama beberapa hari dan jika sudah sampai masa tenggat peminjaman, maka akan otomatis ditarik oleh aplikasi.

Aplikasi ini cukup mudah digunakan. Pemustaka cukup mendaftar menggunakan akun Facebook atau akun email dan pemustaka dapat mengakses aplikasi iKalbar. Aplikasi iKalbar juga memiliki beberapa fitur unggulan yaitu.

  1. Koleksi buku: Fitur yang mengantarkan pengguna menjelajahi judul e-book yang ada di iKalbar.
  2. ePustaka: Fitur unggulan iKalbar yang memungkinkan pengguna bergabung menjadi anggota perpustakaan digital dengan koleksi beragam dan menjadikan perpustakaan berada dalam genggaman.
  3. Feed: Fitur untuk melihat semua aktivitas pengguna iKalbar seperti informasi buku terbaru, buku yang dipinjam pengguna lain, dan beragam aktivitas lainnya.
  4. Rak buku: Fitur berupa rak buku virtual milik pengguna dimana semua riwayat peminjaman buku tersimpan di dalamnya.
  5. e-Reader: Fitur yang memudahkan pengguna membaca e-book di dalam iKalbar.

Sejak diresmikan pada tahun 2017, jumlah koleksi di iKalbar berjumlah 3.741 judul buku dan 72.308 eksemplar hingga tahun 2019. Selain itu, pengguna iKalbar telah berjumlah 1.224 hingga Desember 2019. Setiap tahunnya, pengguna iKalbar mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 terdapat 284 pengguna aplikasi iKalbar, lalu meningkat sebanyak 366 orang pada tahun 2018, dan pada tahun 2019 juga turut meningkat dengan pengguna sebanyak 574 orang.

Kehadiran perpustakaan digital seperti iKalbar tentunya mempunyai tantangan tersendiri untuk Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai layanan yang berbentuk digital, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat harus selalu mengembangkan aplikasi miliknya agar pengguna merasa nyaman dalam menggunakannya. Selain itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat juga harus melakukan sosialisasi agar masyarakat bisa memanfaatkan layanan digital yang telah disuguhi. Tidak semua masyarakat Kalimantan Barat mempunyai akses internet untuk bisa merasakan layanan digital ini.

  Dimasa pandemi ini, sudah seharusnya iKalbar harus digencarkan untuk mencegah masyarakat agar tak terjangkit virus Covid-19. Selain itu, masyarakat yang sudah lekat dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan kenyamanan kepada iKalbar untuk hadir di tengah masyarakat apalagi untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang masih rendah.

*) Pustakawan Muda Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat