Oleh: Andri Rizki Fahrizal, A.Md. *)

 Mungkin kawan-kawan sudah tidak asing mendengar istilah E-Book. apalagi di era teknologi informasi membuat segalanya jadi serba digital, termasuk buku. Sudah banyak perusahaan penerbitan yang mengeluarkan buku digital ( E-book). Karena E-book memang praktis, satu perangkat bisa menyimpan  banyak buku yang bisa dibawa kemana-mana.

E-book biasanya berupa file dengan format seperti pdf dan beberapa format lainnya. Unuk membaca E-book biasanya dibutuhkan aplikasi atau software khusus yang sesuai dengan jenis file E-book yang akan dibaca. para pemustaka pencinta E-book sekarang sudah sangat dimudahkan  karena sudah banyak tersedia aplikasi untuk membaca  E-book yang tersedia gratis yang dapat di unduh di playstore bagi pengguna android atau mengunduh di App store bagi pengguna iphone. Pemustaka tinggal memilih mana yang sesuai yang cocok dengan format file E-book yang ingin dibaca. 

Beberapa orang sudah  beralih  lebih memilih E-book daripada buku cetak, tentunya dengan  beberapa alasan-alasan seperti :

  1. Harga E-book lebih murah bahkan gratis daripada buku konvensional
  2. E-book anti sobek dan vandalisme
  3. E-book lebih  praktis dibawa dan dapat  dibaca dimanapun dan kapanpun dll .

Selain alasan kemudahan memilih E-book, ternyata E-book ini juga memiliki kendala- kendala yang kerapkali jadi hambatan bagi penyuka dan penikmat buku konvensional, hingga akhirnya mereka kembali lebih memilih buku konvensional untuk memuaskan dahaga mereka akan membaca buku. Kendala- kendala tersebut, antara lain : 

  1. E-book memerlukan media elektronik seperti gadget atau gawai, dimana harganya sudah tentu lumayan mahal,apalagi gadget atau gawai yang memiliki performa yang baik dan ketersediaan kapasitas memori yang mumpuni untuk menyimpan file E-book.
  2. Membaca E-book membuat mata lebih cepat lelah karena mata terlalu lama menatap layar gadget atau gawai.
  3. Alasan paling aneh  beberapa penikmat buku konvensional adalah tidak bisa mencium aroma buku baru. Karena hal ini tentu berbeda jika membaca buku konvensional ada semacam ritual membuka kertas pelapis buku baru yang masih tersegel, membuka halaman per halamannya. aroma mencium buku baru ini tentu menimbulkan kepuasaan tersendiri bagi para pencinta dan  penikmat buku konvensional. Dengan membaca buku melalui E-book tentu saja ritual tersebut tidak bisa dilakukan.
  4. Tidak semua format E-book memiliki sekuriti yang baik, sehingga sangat rentan terkena virus atau dijebol akun google nya dan bisa disalahgunakan oleh para hacker.

Tidak semua orang menyukai, menikmati membaca E-book yang merupakan salah satu produk  era revolusi industri 4.0, karena memiliki rasa yang berbeda dengan membaca buku konvensional. hal ini berdasarkan pengalaman saat di Kota Singkawang di gelar acara Singkawang Book Fair Tahun 2019  yang lalu yang kebetulan berbarengan dengan acara launching aplikasi IsingkawangHebat, saat itu melihat ada seorang ibu- ibu yang dengan antusias memilih buku untuk anaknya. iseng bertanya dengan ibu tersebut, kenapa masih memilih buku cetak, bu?. kan sudah ada aplikasi buku digital yang baru saja di launching. lantas ibu tersebut menjawab,” saya masih suka membacakan buku untuk anak saya sebelum tidur dan usia anak saya masih belum bisa baca, apalagi untuk membaca E-book koleksi buku anak-anak”.  ibu tersebut juga mengatakan bahwa pengaruh internet dan smartphone memiliki dampak negatif jika orangtua tidak ketat mengawasi anaknya.alih-alih membaca E-book, para anak-anak lebih  memilih game dan menjadi posesif dengan smartphone-nya. Pengunjung lainnya yang sempat dijumpai dan diajak ngobrol adalah seorang pelajar yang hobi mengoleksi buku Novel. Pelajar tersebut mengatakan “dirinya lebih menyukai buku konvensional karena ada rasa kebanggaan saat bisa membeli novel incarannya dan bisa dipamerkan pada kawan-kawannya di sekolah”.

Hal ini juga senada dengan uacpan dari salah  seorang ibu guru Tk  yang mengajar di salah satu Tk di Kota Singkawang.beliau mengatakan “ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk tetap meningkatkan ketertarikan anak sejak usia dini terhadap buku konvensional, salah satunya dengan membacakan dongeng di hadapan anak didiknya, mengadakan lomba mewarnai atau lomba melukis”, lanjut ibu guru tersebut mengatakan, bisa dilihat saat ini masih banyak pengunjung yang datang di acara pameran buku ini kan?. hal ini sebagai wujud nyata bahwa masih banyak orang-orang suka akan buku konvensional.

Menurut nya acap kali ada yang berasumsi bahwa generasi milenial lebih menyukai buku digital ketimbang buku cetak. Namun hal itu tidak semuanya benar, pungkas ibu guru tersebut. 

 Intinya aktifitas membaca masyarakat  atau khalayak tidak berubah, hanya cara membacanya menyesuaikan dengan  perkembangan zaman dan teknologi. Tentunya  masing-masing buku digital (E-book) dan buku konvensional (buku cetak)  punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Kalau menurut kalian sendiri gimana?

*) Pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Singkawang